Menperin – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ilham Permana, memberikan apresiasi terhadap keputusan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, yang menolak proposal investasi Apple senilai Rp 1,58 triliun. Ilham menilai langkah tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam menegakkan prinsip keadilan dalam sektor industri, terutama dalam menghadapi investasi asing.
Menperin Komitmen Pemerintah dalam Menjaga Kepentingan Nasional
Menurut Ilham Permana, keputusan Menperin untuk menolak investasi Apple yang belum memenuhi aspek keadilan ini mencerminkan keberanian dan integritas pemerintah dalam menjaga kepentingan nasional. Keputusan tersebut, menurutnya, memastikan bahwa investasi asing tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, tetapi juga memberi manfaat yang optimal bagi masyarakat Indonesia.
“Penegasan yang dilakukan pemerintahan Indonesia dalam aspek investasi asiang yang bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia serta bisa membangun lapangan kerja untuk rakyat dan Mensejaterahkan seluruh rakyat Indonesia ,” ujar Ilham.
Empat Aspek Keputusan Menperin yang Berdasarkan Keadilan
Keputusan Menperin untuk menolak proposal investasi Apple didasarkan pada empat aspek keadilan yang relevan bagi perekonomian Indonesia. Keempat aspek tersebut adalah:
1. Perbandingan Investasi di ASEAN
Salah satu alasan penolakan investasi Apple adalah perbandingan antara Indonesia dan negara tetangga, Vietnam. Pasar pembelian dan penggunaan Indonesia jauh lebih besar dari pada negara Vietnam. Di Indonesia, Apple menguasai sekitar 2,5 juta unit pasar, sementara Vietnam hanya 1,5 juta unit. Investasi Apple di Vietnam jauh lebih signifikan, dengan total mencapai Rp 244 triliun. Hal ini menjadi salah satu alasan kuat bagi Indonesia untuk menuntut investasi yang lebih besar dan lebih berimbang.
Apple memiliki proporsi pasar yang lebih tinggi di Indonesia, namun investasi yang dilakukan di Vietnam jauh lebih signifikan. Ini menunjukkan ketidakseimbangan yang harus diperbaiki, jelas Ilham.
2. Perbandingan dengan Merek Lain di Indonesia
Selain itu, Apple juga dinilai belum memberikan kontribusi yang setara dengan merek lain di industri teknologi yang telah berinvestasi signifikan di Indonesia. Sejumlah perusahaan teknologi lainnya telah memberikan komitmen investasi yang jauh lebih besar dalam pengembangan industri di tanah air, sehingga ada harapan agar Apple dapat berkontribusi lebih banyak.
3. Penciptaan Nilai Tambah dan Penerimaan Negara
Investasi yang masuk ke Indonesia harus memberikan nilai tambah yang nyata bagi perekonomian negara, termasuk dalam bentuk peningkatan penerimaan negara. Oleh karena itu, Menperin mengharapkan agar Apple tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga berperan dalam memperkuat perekonomian nasional melalui pajak dan kontribusi lainnya.
4. Penciptaan Lapangan Kerja
Salah satu tujuan utama dari investasi asing adalah untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Apple diharapkan dapat berkontribusi lebih besar dalam menciptakan peluang kerja yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Penting untuk menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dukungan terhadap Revisi Kebijakan dan Pendirian Fasilitas Produksi
Ilham Permana juga menyatakan dukungannya terhadap tindakan Kementerian Perindustrian yang melakukan revisi terhadap Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 29 Tahun 2017 mengenai penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Menurutnya, revisi kebijakan ini sangat penting untuk menyesuaikan regulasi dengan perkembangan industri teknologi yang terus berubah, serta memastikan bahwa investasi asing di Indonesia benar-benar memenuhi prinsip keadilan.
“Ilham mengungkapkan bahwa penerapan regulasi yang lebih ketat dan adil akan berkontribusi pada kepastian bahwa investasi asing dapat memberikan dampak positif bagi industri domestik serta mendukung kemajuan teknologi nasional.
Ilham juga memberikan dukungan terhadap rencana pendirian fasilitas produksi Apple di Indonesia. Menurutnya, kehadiran pabrik produksi tidak hanya akan meningkatkan investasi langsung, tetapi juga memperkuat ekosistem industri di dalam negeri, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan memungkinkan transfer teknologi kepada tenaga kerja Indonesia.
Pembangunan Fasilitas Produksi untuk Meningkatkan Dampak Investasi
Pendirian fasilitas produksi di Indonesia dianggap sebagai solusi ideal untuk meningkatkan dampak investasi yang lebih besar. Fasilitas produksi ini dapat menjadi pusat pengembangan industri, memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur terkemuka di ASEAN, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
“Adanya Pabrik di Indonesia membantu seluruh sektor bidang dan masyarkat untuk mendapatkan keuntungan. Ini bukan hanya soal investasi finansial, tetapi juga soal meningkatkan daya saing industri dalam negeri dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia,” ujar Ilham.
Komitmen untuk Mendukung Kebijakan Pemerintah
Sebagai wakil dari Komisi VII DPR RI yang menangani sektor industri, Ilham Permana menegaskan dedikasinya untuk terus mendukung kebijakan pemerintah yang mengutamakan kepentingan nasional. Ilham berkomitmen untuk selalu mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip keadilan, kemandirian, dan keberlanjutan.
“Kami di Komisi VII DPR RI berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam memastikan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia memenuhi standar kualitas yang tinggi. Prinsip dasar kami adalah menjamin bahwa investasi tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, dan teknologi bagi Indonesia,” ungkap Ilham.
Keputusan Tegas Menperin sebagai Langkah Positif untuk Masa Depan
Ilham Permana menilai langkah tegas yang diambil oleh Agus Gumiwang sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap kemandirian industri nasional dan kemajuan ekonomi bangsa. Keputusan ini diharapkan dapat menjadi contoh yang positif dalam pengelolaan investasi asing di Indonesia di masa yang akan datang.
“Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Kini saatnya bagi kita untuk memanfaatkan posisi tawar ini agar investasi asing dapat dimanfaatkan secara maksimal demi kesejahteraan rakyat,” tutup Ilham.
Keputusan Menperin ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tidak hanya menerima investasi asing tanpa pertimbangan, tetapi mengutamakan keadilan dan keseimbangan untuk memastikan investasi yang masuk dapat memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat.