Presiden Prabowo Subianto menanggapi anggapan yang beredar di masyarakat terkait dengan komposisi kabinetnya yang diduga banyak diisi oleh individu-individu yang sebelumnya dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidatonya pada acara Pembukaan Tanwir dan Milad ke-112 Universitas Muhammadiyah Kupang di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (4/12/2024), Prabowo menegaskan bahwa para pejabat yang dia pilih untuk bergabung dalam pemerintahannya bukanlah orang-orang yang memiliki afiliasi langsung dengan Jokowi. Menurut Prabowo, mereka adalah “anak Indonesia” yang mencintai Tanah Air, dan dengan tegas membantah bahwa kabinetnya didominasi oleh pihak-pihak yang terkait dengan Presiden Jokowi.
Presiden Prabowo Menegaskan, Kabinetnya Diisi Anak Bangsa, Bukan ‘Orang Jokowi’
Dalam sambutannya,Presiden Prabowo menjelaskan bahwa meskipun ada anggapan bahwa kabinetnya dipenuhi oleh individu-individu yang dekat dengan Jokowi, hal tersebut tidaklah benar. Dia menegaskan bahwa para menteri dalam pemerintahannya adalah pilihan yang mewakili semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap Indonesia. ” Saya mendengar pernyataan bahwa Prabowo menggunakan banyak orang yang dekat dengan Jokowi. Tidak, bukan orangnya Jokowi. Saya mengenakan pakaian merah putih, saya mengenakan atribut anak Indonesia. Iya kan?” ujar Prabowo dengan tegas.
Pernyataan ini sekaligus menjadi klarifikasi atas tudingan yang menyebutkan bahwa beberapa pejabat yang ada di kabinetnya memiliki kedekatan dengan pemerintahan sebelumnya. Prabowo ingin memastikan bahwa keputusan memilih menteri bukan berdasarkan afiliasi politik semata, melainkan berdasarkan kecintaan mereka terhadap Indonesia dan komitmen mereka untuk bekerja demi kemajuan bangsa.
Menteri Non-Partai Seperti Budi Gunawan Juga Dipilih Karena Cinta Tanah Air
Presiden Prabowo juga menyinggung salah satu menteri kunci dalam kabinetnya, yaitu Menko Polhukam Budi Gunawan, yang tidak berasal dari partainya. Dia menegaskan bahwa Budi Gunawan merupakan sosok yang dipilih dari luar partai politik dan tidak memiliki keterkaitan langsung dengan Gerindra. Presiden Prabowo menyatakan, “Saya juga memiliki Menko Polkam yang bukan berasal dari partai Gerindra. Meskipun dia adalah seorang non-partai, saya memilihnya karena saya yakin dalam hati saya bahwa semua itu merupakan cinta terhadap Merah Putih, cinta kepada Tanah Air.”
Menurutnya, keputusan memilih individu seperti Budi Gunawan adalah upaya untuk mengakomodasi beragam kepentingan dan memastikan bahwa kabinetnya terdiri dari orang-orang yang memiliki komitmen untuk menjaga dan memperjuangkan kepentingan bangsa. Meskipun ada perbedaan latar belakang dan afiliasi politik, Prabowo yakin bahwa seluruh anggota kabinetnya memiliki semangat yang sama untuk membangun Indonesia.
Kerja Sama dalam Berbagai Pilkada, Presiden Prabowo Tanggapi dengan Kearifan
Selain itu, Prabowo juga menyentuh topik terkait Pilkada yang sedang berlangsung, di mana dinamika politik antara partai-partai politik terkadang memunculkan perbedaan pendapat. Menurutnya, kemenangan atau kekalahan dalam Pilkada bukanlah masalah besar yang perlu dipersoalkan. Hal yang lebih penting adalah bagaimana sikap saling menghormati dan bekerja sama antar partai politik yang berbeda untuk kepentingan bangsa.
“Tidak ada masalah jika dalam Pilkada terdapat pemenang dan pecundang. PKS mendukung Anies tanpa ada kendala, sementara Gerindra merupakan wakil PKS di Sumatera Barat, bukan?. Nggak ada masalah,” tegas Prabowo. Dalam pandangannya, politik bukanlah ajang permusuhan, melainkan sarana untuk menyelesaikan masalah bersama-sama. Bahkan, meskipun ada perbedaan dalam mendukung calon-calon tertentu dalam Pilkada, Prabowo menilai bahwa hal itu tidak perlu dijadikan sumber perselisihan, melainkan dapat menjadi kesempatan untuk membangun kerjasama yang konstruktif.
Perbedaan dalam Pilkada dan Kolaborasi Antar Partai
Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya sikap saling menghargai di antara partai politik, terutama dalam konteks Pilkada yang berlangsung di berbagai daerah. Ia menyebutkan bahwa banyak kader Gerindra yang berpasangan dengan PDIP dalam Pilkada di Jawa Tengah. Meski terjadi perbedaan dukungan politik, Prabowo menekankan bahwa itu bukanlah suatu masalah yang perlu diperbesar. “Banyak perwakilan Gerindra di Jawa Tengah yang telah berkoordinasi dengan PDIP, dan saat ini tidak ada masalah yang dihadapi,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa perbedaan pendapat seharusnya disikapi dengan kearifan dan kebijaksanaan. Bagi Presiden Prabowo, perbedaan politik adalah hal yang wajar dan bisa diatasi dengan dialog dan kerjasama. “Perbedaan pendapat seharusnya kita hadapi dengan kebijaksanaan. Dan kalau ada kesalahan kita koreksi, kita perbaiki,” katanya. Ini menunjukkan pendekatannya yang mengedepankan rekonsiliasi dan kerjasama antar berbagai kelompok politik untuk kemajuan bersama.
Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan
Pesan utama dari pidato Presiden Prabowo adalah pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan politik yang ada. Meskipun terkadang terdapat ketegangan dalam arena politik, Prabowo mengajak semua pihak untuk menyikapinya dengan kedewasaan dan rasa cinta terhadap Indonesia. Bagi Presiden Prabowo, yang terpenting adalah bagaimana menciptakan sebuah pemerintahan yang bekerja untuk rakyat, tanpa memandang latar belakang politik masing-masing individu.
Dia juga menekankan pentingnya kerja sama yang positif antara berbagai partai politik dan kelompok dalam pemerintahan, tanpa ada yang merasa terasingkan. Dalam konteks ini, perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sesuatu yang bisa dijadikan sebagai kekuatan untuk maju bersama. Ke depan, Prabowo berharap agar seluruh elemen bangsa dapat bersatu, menghargai perbedaan, dan fokus pada tujuan bersama yaitu kemajuan Indonesia.
Presiden Prabowo juga mengingatkan pentingnya untuk terus mengoreksi dan memperbaiki langkah-langkah yang sudah diambil oleh pemerintah, demi mencapai hasil yang lebih baik bagi negara. Sebagai pemimpin, ia berkomitmen untuk menjaga kebersamaan dan melanjutkan pembangunan Indonesia dengan penuh semangat nasionalisme.