Air Aqua – Air mineral dalam kemasan seperti Air Aqua sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu dari mana sebenarnya air tersebut berasal. Belakangan, topik tentang sumber air Aqua kembali ramai setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunjungi salah satu fasilitas pengolahannya — sebuah momen yang kemudian ramai dibicarakan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM).
Kunjungan itu membuka diskusi publik tentang sumber air yang digunakan Aqua. Apakah benar berasal dari sumur bor biasa, atau ada proses alami yang lebih kompleks di baliknya?
Sumber Air dari Lapisan Dalam Bumi
Pihak Danone-Aqua menjelaskan bahwa air yang digunakan untuk produk mereka tidak berasal dari sumur bor umum, melainkan dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah alami yang terletak jauh di bawah permukaan bumi. Sistem ini merupakan bagian dari hidrogeologi pegunungan yang telah terbentuk selama ribuan tahun.
“Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber bahkan bersifat self-flowing atau mengalir sendiri tanpa perlu pompa,” tulis Aqua dalam pernyataan resminya, Kamis (23/10/2025).
Dengan kata lain, Air Aqua tidak sekadar diambil dari tanah, tetapi dari sistem air bawah tanah yang sudah disaring secara alami oleh lapisan batuan dan mineral selama perjalanan panjangnya di perut bumi.
Penjelasan Ilmiah: Apa Itu Akuifer?
Guru Besar Teknologi Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Heru Hendrayana, menjelaskan bahwa air tanah adalah air yang tersimpan di bawah permukaan bumi, di antara celah-celah batuan dan sedimen. Lapisan penyimpan air inilah yang disebut akuifer.
“Air tanah dalam atau akuifer berbeda dengan air tanah dangkal yang biasa digunakan oleh penduduk. Kedalamannya bisa mencapai lebih dari 200 meter,” ujar Prof. Heru kepada detikcom, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, air dari akuifer dalam memiliki kualitas yang lebih baik karena terlindung dari pengaruh aktivitas manusia di permukaan, seperti limbah domestik, polusi, dan bakteri.
Air yang Terlindungi dari Kontaminasi
Pada kedalaman ratusan meter, air tanah nyaris tak terjamah aktivitas manusia atau hewan. Lapisan batuan yang menutupi akuifer berfungsi seperti filter alami, menyaring partikel, logam berat, dan mikroorganisme berbahaya.
“Bakteri dan virus tidak bisa hidup di air tanah dalam, karena masa hidup mereka di batuan hanya sekitar 60–100 hari. Jadi di kedalaman itu, airnya sudah steril secara alami,” jelas Prof. Heru.
Namun, ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan kimiawi untuk memastikan tidak ada kandungan logam berat atau senyawa kimia lain yang berpotensi berbahaya. Karena itu, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) wajib menjalani proses penyaringan, sterilisasi, dan uji laboratorium yang ketat sebelum air dipasarkan.
Proses Penelitian dan Pengawasan Kualitas
Proses seleksi sumber air seperti yang dilakukan Aqua tidak sembarangan. Sebelum ditetapkan sebagai sumber produksi, titik-titik air diuji secara geologis, hidrogeologis, dan mikrobiologis oleh tim ahli.
Hasil uji tersebut memastikan bahwa sumber air benar-benar stabil, berkelanjutan, serta tidak merusak keseimbangan ekosistem di sekitarnya.
Menurut keterangan resmi Aqua, perusahaan secara rutin melakukan pemantauan kualitas air bekerja sama dengan lembaga riset independen dan universitas. Langkah ini sejalan dengan prinsip Responsible Water Management yang diakui secara global.
BACA JUGA: Central Park dan 2 Mal Ikonik Lain di Jakarta Barat yang Wajib Dikunjungi
Pendapat Pakar dari BRIN: Air Tanah Tertekan yang Murni
Hal senada disampaikan Rachmat Fajar Lubis, peneliti dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurutnya, air tanah dalam yang disebut confined groundwater atau air tanah tertekan berada di bawah lapisan kedap air, sehingga tidak terpengaruh oleh kontaminasi dari permukaan.
“Di bawah tanah yang cukup dalam, tidak ada kehidupan mikroorganisme. Air di sana lebih murni, hanya mengandung mineral alami dari batuan yang dilaluinya,” ungkap Rachmat.
Itulah sebabnya, lanjutnya, banyak perusahaan air minum memilih sumber dari akuifer dalam. Selain lebih murni, airnya juga stabil secara kualitas dan tidak memerlukan bahan kimia tambahan dalam proses pengolahannya.
Kenapa Akuifer Menjadi Pilihan Terbaik
Selain faktor kemurnian, keberadaan akuifer juga penting dari sisi keberlanjutan sumber daya air. Air di lapisan ini mengalir melalui siklus alami yang panjang — mulai dari air hujan yang meresap, tersaring, dan tertampung dalam batuan berpori.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia memiliki potensi air tanah yang sangat besar berkat curah hujan tinggi dan kondisi geologinya yang beragam. Namun, eksploitasi berlebihan tanpa pengelolaan yang bijak dapat menyebabkan penurunan muka air tanah atau amblesan tanah (land subsidence).
Karena itu, pemanfaatan akuifer dalam untuk Air Aqua juga diimbangi dengan prinsip konservasi, seperti menjaga area resapan dan memantau debit pengambilan air secara berkala.
Kandungan Mineral Alami
Salah satu hal yang membuat Air Aqua terasa segar adalah mineral alami yang terkandung di dalamnya. Mineral seperti kalsium, magnesium, dan bikarbonat berasal dari batuan yang dilalui air di lapisan akuifer.
Menurut penjelasan tim riset Danone-Aqua, komposisi mineral inilah yang menjaga rasa dan keseimbangan pH air tetap alami tanpa perlu penambahan bahan kimia.
“Air dari akuifer dalam telah melalui perjalanan geologis panjang. Itu sebabnya mineralnya alami dan proporsional,” tulis Aqua dalam situs resminya.
Menjaga Keseimbangan Alam
Meski memiliki akses ke sumber air berkualitas tinggi, Aqua menegaskan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Perusahaan mengelola lebih dari 13 kawasan perlindungan sumber air di berbagai daerah di Indonesia, bekerja sama dengan masyarakat lokal dan lembaga riset.
Pendekatan ini tak hanya menjaga keberlanjutan pasokan air, tapi juga melestarikan vegetasi, satwa, dan sistem ekosistem di sekitarnya.
“Air yang kita ambil harus kembali ke alam dalam jumlah dan kualitas yang sama,” menjadi prinsip utama program Water Stewardship yang dijalankan Air Aqua.
Kesimpulan Air Aqua
Sumber Air Aqua bukan berasal dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam — lapisan air tanah alami yang terlindungi dari kontaminasi dan mengandung mineral alami dari batuan bumi.
Dengan proses penelitian ilmiah, pengawasan berkelanjutan, serta komitmen menjaga keseimbangan alam, Aqua memastikan setiap tetes air yang sampai ke konsumen tetap murni, aman, dan berkelanjutan.
Sebagaimana dikatakan Prof. Heru Hendrayana, “Air tanah dalam itu terlindungi. Kualitasnya jauh lebih baik karena tidak banyak dipengaruhi aktivitas manusia.”
Sebuah pengingat bahwa kesegaran yang kita nikmati setiap hari ternyata berawal dari perjalanan panjang air bumi — dari pegunungan, menembus batuan, hingga akhirnya tiba dalam botol Air Aqua di tangan kita.
















