Animasi GIF vertikal panjang
Animasi GIF vertikal panjang
banner 728x250
Bisnis  

Ta Wan Akui Kelalaian dan Sampaikan Permintaan Maaf Resmi Usai Insiden Pelanggan Tertelan Cairan Pembersih di Bali

Ta Wan Akui Kelalaian
banner 120x600
banner 468x60

Restoran Ta Wan akhirnya buka suara terkait insiden yang membuat publik geger: seorang pelanggan nyaris celaka setelah meneguk cairan pembersih yang dikira air mineral di cabang mereka, Level 21 Mall, Denpasar, Bali.
Dalam pernyataan resminya, pihak manajemen mengakui adanya kelalaian internal dan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat.

Kronologi Insiden di Restoran Ta Wan Bali

Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 6 November 2025.
Ni Putu Oka Rafintha Dewi, seorang ibu muda yang tengah makan siang bersama anaknya, memesan air mineral dalam kemasan. Namun, apa yang tersaji di meja bukanlah air minum biasa, melainkan cairan pemutih.

banner 325x300

Setelah meneguknya, Oka langsung memuntahkan isi mulutnya dan merasakan sensasi terbakar di tenggorokan. Ia segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
“Korban minum air yang dipesannya karena kehausan. Tidak tahunya botol itu berisi cairan pemutih,” ujar pengacara korban, Edward Tobing, dalam keterangan persnya, Sabtu (8/11).

Kejadian ini cepat menyebar di media sosial, memicu keprihatinan publik dan desakan agar pihak restoran bertanggung jawab penuh.

Respons Resmi Ta Wan: Minta Maaf dan Ambil Tindakan Tegas

Melalui unggahan di akun Instagram resmi @tawanrestaurant pada Senin (10/11), manajemen menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada korban dan masyarakat luas.
Mereka mengonfirmasi bahwa insiden itu murni akibat pelanggaran prosedur oleh oknum karyawan.

“Kami dari Manajemen Ta Wan menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan sangat menyesal atas insiden yang terjadi di restoran Ta Wan Level 21 Bali,” tulis pihak manajemen.

Investigasi internal menemukan bahwa seorang karyawan telah memindahkan cairan pembersih dari wadah aslinya ke dalam botol air mineral kosong untuk keperluan pribadi. Botol itu kemudian dibiarkan di area bar dan tertinggal saat karyawan tersebut pulang.
Sayangnya, karyawan di shift berikutnya tidak mengetahui hal itu dan mengira botol tersebut berisi air mineral layak jual. Botol itu kemudian disajikan kepada pelanggan — sebuah kesalahan fatal yang hampir merenggut nyawa.

BACA JUGA: PTRO Kolaborasi dengan Petronas: Proyek Strategis Rp156 Miliar Dorong Kemandirian Energi Nasional

Karyawan Disanksi, Prosedur Keamanan Diperketat

Manajemen Ta Wan menyebut telah menjatuhkan sanksi tegas terhadap pihak yang terlibat, termasuk tindakan disipliner dan evaluasi internal menyeluruh.
Mereka juga melakukan audit di seluruh cabang restoran yang berada di bawah Eatwell Culinary Group, induk perusahaan yang juga mengelola merek lain seperti Ichiban Sushi dan Dapur Solo.

“Kami telah memperkuat sistem kontrol internal dan memastikan seluruh hak pelanggan yang terdampak akan dipenuhi dengan baik,” lanjut pernyataan resmi tersebut.

Dalam praktik operasional baru yang diterapkan, semua bahan kimia kini wajib disimpan di area khusus dengan label besar berwarna merah, serta tidak diperkenankan berada di area pelayanan pelanggan.
Pihak restoran juga menambah sesi pelatihan keamanan pangan bagi seluruh staf, agar kejadian serupa tidak terulang.

Tanggapan Publik dan Pengawasan dari Dinas Terkait

Insiden ini mendapat perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang menyatakan tengah berkoordinasi dengan pengelola mall dan manajemen restoran.
Menurut juru bicara dinas, mereka akan memastikan seluruh restoran di wilayah tersebut memenuhi standar Keamanan Pangan Siap Saji (KPSS) yang diatur oleh BPOM.

Sementara itu, perwakilan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Bali turut mengingatkan pentingnya standar kebersihan dan keamanan bahan dalam industri kuliner, terutama di wilayah tropis dengan suhu tinggi yang bisa mempercepat reaksi kimia pada bahan kimia rumah tangga.
“Cairan pembersih berbasis klorin bisa mengeluarkan gas berbahaya bila tidak disimpan dengan benar, terutama di area lembap dan panas,” kata Dr. I Made Raka, peneliti kimia lingkungan BMKG Bali, dalam wawancara terpisah.

Refleksi: Pentingnya “Zero Mistake” di Industri Kuliner

Kasus Ta Wan Bali menjadi pengingat bagi seluruh pelaku usaha kuliner bahwa kesalahan kecil bisa berdampak besar terhadap keselamatan konsumen.
Dalam industri makanan dan minuman, standar “zero mistake” bukan sekadar jargon, melainkan tanggung jawab moral dan hukum.

Praktik pemindahan cairan kimia ke wadah makanan — meski untuk alasan efisiensi atau kebiasaan — harus dihapus sepenuhnya.
Selain itu, manajemen restoran wajib melakukan inspeksi rutin terhadap area penyimpanan bahan, peralatan, dan minuman, serta memberi pelatihan keselamatan kerja minimal dua kali setahun.

Menurut laporan World Health Organization (WHO), kesalahan penyimpanan bahan berbahaya menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan di sektor jasa makanan di Asia Tenggara.
WHO juga mencatat bahwa 1 dari 10 orang di dunia mengalami keracunan makanan setiap tahun, sebagian besar akibat kelalaian pengelolaan di tingkat dapur.

Komitmen Ta Wan ke Depan

Menutup pernyataannya, manajemen Ta Wan menegaskan komitmen mereka untuk memperbaiki sistem dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Selain memberikan kompensasi kepada korban, restoran ini juga membuka jalur pengaduan langsung bagi pelanggan yang ingin melaporkan temuan atau keluhan terkait keamanan produk.

“Kami memastikan bahwa insiden ini menjadi pelajaran besar. Keselamatan pelanggan adalah prioritas utama kami,” ujar perwakilan manajemen dalam keterangan tertulis.

Hingga kini, kondisi kesehatan korban dilaporkan sudah stabil. Ia masih menjalani pemantauan medis ringan, namun diperbolehkan pulang setelah observasi.

Kesimpulan

Insiden di Ta Wan Bali menjadi peringatan keras bahwa standar keamanan dan kehati-hatian dalam industri kuliner tidak bisa ditawar.
Kejadian ini bukan hanya soal kesalahan individu, tetapi tentang sistem pengawasan yang harus lebih ketat, transparan, dan berorientasi pada keselamatan publik.

Dengan langkah cepat yang diambil oleh manajemen, publik berharap Ta Wan benar-benar memperbaiki diri dan menjadikan insiden ini sebagai titik balik menuju budaya kerja yang lebih aman dan bertanggung jawab.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *