Animasi GIF vertikal panjang
Animasi GIF vertikal panjang
banner 728x250

Pesawat AirAsia Nyasar ke Bandara Gimpo, Penumpang Heboh

AirAsia
banner 120x600
banner 468x60

Pesawat AirAsia kembali jadi sorotan publik. Kejadian unik sekaligus membingungkan dialami para penumpang ketika pesawat yang seharusnya mendarat di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, justru mengarah ke Bandara Gimpo. Situasi ini sempat membuat penumpang hingga pramugari terkejut dan panik.

Kronologi Salah Mendarat

Insiden terjadi pada penerbangan AirAsia X D7 506 dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL) menuju Incheon pada Rabu (13/8). Pesawat awalnya dijadwalkan tiba pukul 19.50 waktu setempat. Namun, kenyataan berkata lain.

banner 325x300

Menurut laporan Korea Herald, pesawat mendarat lebih dulu di Bandara Gimpo sekitar pukul 20.08 setelah sempat berputar-putar di udara. Anehnya, sang kapten sempat mengumumkan bahwa pesawat telah tiba di Incheon. Pengumuman itu membuat penumpang berdiri dan bersiap mengambil barang dari bagasi kabin.

Namun, sebagian penumpang yang melongok ke luar jendela menyadari pemandangan di luar bukanlah Incheon. Rasa bingung berubah menjadi kepanikan ketika ponsel mereka menunjukkan lokasi di Bandara Gimpo.

Penumpang dan Awak Kabin Sama-Sama Bingung

Kebingungan makin bertambah ketika para pramugari pun terlihat tidak menyadari perbedaan lokasi tersebut. Salah satu penumpang, Lee Mi-hyun, menuturkan kepada media bahwa bahkan seorang awak kabin mengaku harus menelepon orang tuanya yang sedang menunggu di Incheon.

“Semua orang panik. Sepertinya awak kabin tidak tahu kami mendarat di Gimpo sampai penumpang memberi tahu mereka,” ungkap Lee.

Kondisi di kabin sempat ricuh. Namun, kapten kemudian memberikan klarifikasi lewat pengeras suara bahwa pesawat memang dialihkan ke Gimpo. Setelah pengisian bahan bakar, pesawat melanjutkan penerbangan ke Incheon dan akhirnya mendarat pukul 22.59 malam waktu setempat.

Klarifikasi Resmi dari AirAsia

Menanggapi viralnya kasus salah mendarat ini, pihak AirAsia akhirnya buka suara. Mengutip laporan Mothership, maskapai mengonfirmasi bahwa penerbangan dialihkan karena alasan keselamatan.

“AirAsia X mengonfirmasi bahwa penerbangan D7506 dari Kuala Lumpur ke Bandara Internasional Incheon pada 13 Agustus mendarat dengan selamat pukul 22.54. Penerbangan dialihkan ke Bandara Internasional Gimpo sebelumnya untuk pengisian bahan bakar menyusul kemacetan lalu lintas udara di Incheon akibat kondisi cuaca buruk,” tulis pihak maskapai.

AirAsia menambahkan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama. Kapten pesawat disebut telah menjalankan prosedur sesuai standar, termasuk mengumumkan pengalihan dalam bahasa Inggris. Hanya saja, sempat terjadi miskomunikasi dalam pengumuman awak kabin sehingga menimbulkan kebingungan.

Faktor Cuaca Buruk Jadi Pemicu

Mengacu pada laporan cuaca, Badan Meteorologi Korea Selatan mencatat pada hari itu wilayah sekitar Seoul, termasuk Incheon, diguyur hujan deras dengan jarak pandang terbatas. Kondisi ini menyebabkan keterlambatan beberapa penerbangan.

Fenomena seperti ini memang bukan hal baru di dunia penerbangan. BMKG di Indonesia sendiri menegaskan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan lebat, badai, dan kabut tebal dapat memengaruhi jadwal hingga rute penerbangan. Menurut catatan BMKG, rata-rata terjadi 30–40 kasus pengalihan penerbangan per tahun di kawasan Asia Tenggara akibat faktor cuaca.

Dalam kasus AirAsia, pilot memilih mendarat di Gimpo sebagai langkah darurat. Pilihan itu dinilai tepat demi keamanan, meskipun komunikasi internal di kabin masih perlu evaluasi.

Reaksi Publik dan Media

Tak butuh waktu lama, kabar salah mendaratnya pesawat AirAsia langsung viral di media sosial Korea Selatan. Tagar #AirAsia bahkan masuk daftar trending. Banyak netizen menyoroti bagaimana awak kabin bisa sama bingungnya dengan penumpang.

Sebagian besar komentar bernada humor, menyebut peristiwa ini seperti “plot twist” di drama Korea. Namun, tak sedikit pula yang mengkritik manajemen komunikasi maskapai.

Media Korea menilai insiden ini sebagai pelajaran penting bagi industri penerbangan. Bukan hanya soal keselamatan fisik, tetapi juga keselamatan psikologis penumpang agar tidak menimbulkan panik berlebihan.

BACA JUGA: Miliarder Singapura Goh Cheng Liang Tutup Usia, Tinggalkan Warisan Rp 211,6 Triliun

Praktik Standar dalam Penerbangan

Menurut catatan International Civil Aviation Organization (ICAO), pengalihan bandara (diversion) merupakan prosedur normal ketika terjadi masalah teknis, cuaca, atau lalu lintas udara. Pilot memiliki wewenang penuh menentukan bandara alternatif yang aman.

Namun, komunikasi yang jelas sangat krusial. ICAO menekankan pentingnya informasi akurat dari pilot maupun awak kabin agar penumpang tetap tenang. Dalam insiden AirAsia, miskomunikasi inilah yang dianggap sebagai faktor terbesar kepanikan.

AirAsia dalam Sorotan

AirAsia sendiri dikenal sebagai salah satu maskapai bertarif rendah terbesar di Asia Tenggara. Sejak beroperasi pada awal 2000-an, maskapai ini berkembang pesat dengan rute ke berbagai negara Asia hingga Australia. Namun, tak jarang pula AirAsia masuk sorotan akibat insiden yang memicu perdebatan publik.

Meski demikian, analis penerbangan menilai kasus salah mendarat di Gimpo ini tidak termasuk insiden serius. Lebih tepat disebut sebagai gangguan operasional akibat cuaca, yang diperparah dengan miskomunikasi.

Kesimpulan

Kasus salah mendaratnya pesawat AirAsia di Korea Selatan menjadi pengingat bahwa dunia penerbangan tidak hanya berhadapan dengan faktor teknis, tetapi juga komunikasi. Cuaca buruk memang tak bisa dihindari, namun informasi yang jelas kepada penumpang bisa mencegah kepanikan.

AirAsia telah menyampaikan permintaan maaf resmi dan berjanji melakukan evaluasi agar hal serupa tidak terulang. Bagi penumpang, pengalaman ini tentu tak akan mudah dilupakan—naik pesawat dengan tujuan Incheon, tapi sempat “turun” di Gimpo.

Sebagaimana dikatakan BMKG, cuaca ekstrem makin sering terjadi belakangan ini. Maskapai, otoritas bandara, dan penumpang dituntut makin siap menghadapi situasi tak terduga. Karena pada akhirnya, keselamatan tetap nomor satu di udara.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *