banner 728x250

China Open 2025: Rehan/Gloria Belajar dari Angin, Siap Guncang 16 Besar

China Open 2025
banner 120x600
banner 468x60

China Open 2025 – Angin kadang menjadi kawan, kadang pula musuh. Hal ini benar-benar dirasakan oleh pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto dan Gloria Emanuelle Widjaja, saat mereka melangkah ke arena Olympic Sports Center Gymnasium di Changzhou, Tiongkok, dalam babak pembuka turnamen China Open 2025.

Berlaga di bawah sorotan ajang BWF World Tour Super 1000, Rehan dan Gloria sukses mengunci tiket ke babak 16 besar dengan kemenangan dua gim langsung atas wakil India, Ashith Surya dan Amrutha Pramuthesh, dengan skor 21-12, 21-17. Namun di balik skor yang tampak nyaman itu, tersembunyi perjuangan menantang yang tidak kasat mata—permainan teknis yang berhadapan dengan kekuatan alam.

banner 325x300

Permainan yang Tak Sekadar Teknik

“Alhamdulillah, kami bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Tapi memang angin di lapangan berubah antara gim pertama dan kedua,” ungkap Rehan, dengan nada lega namun tetap waspada.

Apa yang dihadapi Rehan dan Gloria di China Open 2025 bukan semata-mata strategi lawan atau ketegangan laga. Ada kekuatan tak terlihat yang mengganggu ritme: angin di dalam stadion yang berhembus dengan pola tak menentu. Hal itu cukup mengacaukan kontrol mereka terhadap shuttlecock—bola bulu yang tampaknya ringan, tapi bisa jadi liar ketika dipengaruhi arah angin.

Di gim pertama, strategi drive atau pukulan cepat mendatar milik Rehan berjalan mulus. Shuttlecock yang dikirimkan tetap berada dalam garis permainan, menghasilkan poin demi poin yang memperkuat posisi mereka. Namun, memasuki gim kedua, semuanya berubah.

“Permainan drive saya yang awalnya nyaman, tiba-tiba mulai sering out. Polanya sama, tapi hasilnya berbeda. Saya harus lebih pandai mengatur tenaga dan arah pukulan,” kata atlet binaan PB Djarum itu sambil merefleksikan tantangan teknis yang tidak biasa.

Gloria dan Shuttlecock “Angin-anginan”

Bukan hanya Rehan yang dibuat frustrasi oleh perubahan kondisi lapangan. Gloria pun mengakui bahwa sentuhan tangannya belum menyatu dengan karakter shuttlecock yang digunakan di turnamen China Open 2025. Meski shuttlecock terlihat serupa dari luar, setiap turnamen besar menggunakan standar yang sedikit berbeda, dan perbedaan itu bisa mempengaruhi respons atlet secara signifikan.

“Saya masih harus menyesuaikan feeling. Hari ini, ada beberapa touch yang belum kena,” tutur Gloria, yang sudah malang melintang di dunia bulutangkis internasional.

Dengan turnamen level Super 1000 seperti China Open 2025, para pemain dituntut untuk cepat beradaptasi. Ini bukan hanya soal teknik, tapi juga insting, feeling, dan ketahanan mental. Kombinasi itulah yang kerap membedakan pemenang dari yang kalah.

Bukan Pelatnas, Tapi Tetap Optimis

Yang menarik, Rehan dan Gloria kini tidak lagi berada di bawah naungan pelatnas. Namun status non-pelatnas itu tidak mengikis semangat juang mereka. Justru sebaliknya, pasangan ini menunjukkan bahwa mereka masih punya nyali dan kapasitas untuk bersaing di level tertinggi.

“Kami tahu ini bukan pertandingan yang mudah. Tapi target kami bukan sekadar lolos babak. Kami ingin memberikan kejutan,” ujar Gloria, dengan nada optimistis yang membuncah.

China Open 2025 bukan hanya ajang biasa bagi mereka. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri—bahwa mereka belum habis, dan bahwa dunia bulutangkis Indonesia masih punya banyak talenta di luar pelatnas.

Lawan Tangguh Menanti di 16 Besar

Perjalanan belum selesai. Di babak 16 besar China Open 2025, Rehan dan Gloria akan berhadapan dengan pemenang duel antara pasangan unggulan kedelapan asal Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, melawan wakil Taiwan, Ye Hong Wei/Nicole Gonzales Chan.

Kedua pasangan itu dikenal solid. Midorikawa/Saito punya kecepatan dan koordinasi yang apik, sedangkan pasangan Taiwan menyuguhkan permainan agresif yang kerap membuat lawan kewalahan. Tak peduli siapa yang menang dari laga tersebut, Rehan/Gloria sudah menyiapkan mental tempur.

Antara Angin, Asa, dan Strategi

Pertandingan ini bukan hanya tentang bulutangkis. Di balik pukulan dan strategi, ada cerita manusia yang berjuang, beradaptasi, dan terus belajar. Bagi Rehan dan Gloria, angin di Changzhou adalah guru tak kasat mata. Ia mengajarkan pentingnya fleksibilitas, kesabaran, dan keberanian untuk merespons perubahan.

Setiap langkah mereka di China Open 2025 menjadi simbol ketangguhan atlet Indonesia yang tidak menyerah pada keadaan. Di tengah ketidakpastian arah angin dan shuttlecock yang tak bisa ditebak, Rehan dan Gloria tetap melangkah. Bukan hanya mengejar kemenangan, tapi juga menjaga nyala api semangat di mata dunia.

China Open 2025: Lebih dari Sekadar Turnamen

Turnamen China Open 2025 bukanlah sekadar ajang berburu poin ranking. Ini adalah panggung pembuktian, tempat para pemain menguji batas dan mencari momentum. Untuk pasangan seperti Rehan dan Gloria, ini juga adalah jalan untuk merebut kembali kepercayaan publik, sponsor, dan mungkin… panggilan kembali ke pelatnas.

Setiap kemenangan kecil, setiap adaptasi terhadap shuttlecock yang “rewel”, dan setiap pukulan drive yang melewati garis hanyalah bagian dari proses panjang. Dan seperti yang sering dikatakan oleh para atlet: “Kadang yang kita lawan bukan hanya lawan di seberang net, tapi juga diri sendiri.”

Menanti Kejutan di Laga Berikutnya

Menjelang laga babak 16 besar China Open 2025, publik Indonesia tentu berharap banyak dari Rehan/Gloria. Dengan segala dinamika yang mereka alami, kemenangan berikutnya bisa menjadi batu loncatan penting. Bukan hanya bagi mereka secara pribadi, tapi juga bagi regenerasi ganda campuran Indonesia yang tengah mencari bentuk terbaik.

Akan menarik melihat bagaimana mereka mengatur strategi selanjutnya—apakah akan tetap mengandalkan permainan cepat atau mulai lebih sabar bermain reli panjang? Satu hal yang pasti: angin tidak akan berhenti bertiup, dan shuttlecock akan terus melayang. Tapi semangat Rehan dan Gloria tampaknya tak akan mudah padam.

China Open 2025 baru saja dimulai, dan cerita baru pun tengah ditulis di atas lapangan. Sebuah kisah tentang adaptasi, pembuktian, dan semangat untuk bangkit dari tekanan. Dan di tengah semua itu, Rehan dan Gloria berdiri, menantang angin, menggenggam raket, dan bersiap untuk memberi kejutan.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *