GoTo Tunjukkan Performa Solid di Tengah Tekanan Pasar Digital
Goto Saham – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (kode emiten: GOTO) mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga kuartal III 2025. Dalam laporan keuangan yang dirilis ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (29/10), GoTo berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp13,3 triliun, tumbuh 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka Rp11,66 triliun.
Capaian ini menandai pemulihan berkelanjutan dari perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, yang menaungi ekosistem Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
Rugi Bersih Turun Drastis, Efisiensi Jadi Kunci
Salah satu sorotan utama dari laporan keuangan ini adalah penurunan signifikan rugi bersih atribusi, yang berhasil ditekan hingga Rp775,55 miliar — anjlok 82% dari Rp4,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Langkah efisiensi operasional serta peningkatan produktivitas di berbagai lini bisnis menjadi faktor utama di balik perbaikan kinerja ini. GoTo saham juga berhasil menekan rugi periode berjalan menjadi Rp996,98 miliar, turun 78% dari Rp4,54 triliun tahun sebelumnya.
Kondisi ini menunjukkan arah keuangan GoTo yang semakin sehat, dengan fokus pada profitabilitas jangka panjang.
Pengiriman dan Fintech Jadi Penopang Terbesar
Dari sisi sumber pendapatan, layanan pengiriman masih menjadi kontributor terbesar dengan Rp4,25 triliun, atau sekitar 32% dari total pendapatan. Layanan logistik Gojek yang semakin efisien dan terintegrasi menjadi tulang punggung performa ini.
Sementara itu, imbalan jasa menyumbang Rp4,15 triliun (31%), diikuti oleh pendapatan dari sektor pinjaman GoTo Financial (GTF) sebesar Rp2,67 triliun, atau 20% dari total pendapatan bersih.
Menariknya, lini bisnis fintech GoTo Financial menunjukkan pertumbuhan luar biasa. Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, pendapatan dari unit ini melonjak 118% secara tahunan (year on year).
BACA JUGA: Tarif Listrik 2025: Daftar Harga PLN 16–21 September untuk Semua Golongan
Tokopedia Masih Tumbuh, E-Commerce Tetap Strategis
Meski lanskap e-commerce semakin kompetitif, Tokopedia tetap menunjukkan kinerja positif. Kontribusinya mencapai Rp627,82 miliar, tumbuh 43% dibandingkan Rp438,55 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa strategi integrasi layanan antara Gojek dan Tokopedia masih relevan di tengah perubahan perilaku konsumen digital di Indonesia.
Beban Usaha Mulai Terkendali
GoTo juga mencatat penurunan total beban sebesar 1,4%, terutama dari efisiensi beban operasional, umum, dan administrasi. Pengelolaan sumber daya yang lebih ketat dan penggunaan teknologi berbasis data turut membantu menjaga arus kas perusahaan.
Hingga akhir September 2025, total aset GoTo mencapai Rp42,11 triliun, dengan posisi kas dan setara kas sebesar Rp18,65 triliun. Dari sisi struktur keuangan, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp29,10 triliun, menandakan posisi modal yang kuat untuk ekspansi ke depan.
Analisis Pasar: Sinyal Positif untuk Saham GOTO
Perbaikan kinerja ini menjadi katalis positif bagi pergerakan goto saham di pasar modal. Investor menilai langkah efisiensi GoTo dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor fintech serta e-commerce dapat membuka peluang menuju profitabilitas penuh dalam waktu dekat.
Beberapa analis pasar menilai tren penguatan ini berpotensi berlanjut, terutama jika GoTo mampu menjaga momentum pertumbuhan pengguna aktif dan memperluas layanan ke segmen baru seperti layanan keuangan mikro dan logistik antarwilayah.
Proyeksi ke Depan: Fokus pada Keberlanjutan
Dalam keterangan tertulisnya, manajemen GoTo menyatakan komitmen untuk membangun pertumbuhan berkelanjutan dengan fokus pada profitabilitas dan inovasi teknologi.
“Strategi efisiensi dan fokus pada layanan bernilai tambah menjadi dasar dari langkah kami untuk menjaga pertumbuhan yang sehat,” ujar juru bicara GoTo dalam keterangan resmi.
Selain itu, perusahaan juga menyoroti potensi kolaborasi lintas sektor, termasuk pengembangan solusi ramah lingkungan dalam armada pengiriman dan perluasan sistem pembayaran digital di luar ekosistem GoTo.
Konteks Ekonomi Digital Indonesia
Pertumbuhan GoTo tak bisa dilepaskan dari pesatnya transformasi digital di Indonesia. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, nilai transaksi ekonomi digital nasional pada 2025 diperkirakan menembus Rp2.500 triliun, didorong oleh meningkatnya penetrasi pembayaran digital dan adopsi e-commerce di luar kota besar.
Hal ini sejalan dengan tren global yang dicatat oleh NASA dan World Bank, di mana peningkatan konektivitas internet dan pemanfaatan data satelit turut mempercepat inovasi di sektor transportasi dan perdagangan digital.
Penutup: Optimisme Pasar Terhadap GoTo
Dengan capaian pendapatan yang tumbuh dua digit, efisiensi biaya, serta fokus pada profitabilitas, GoTo menunjukkan tanda-tanda kebangkitan pasca periode restrukturisasi besar-besaran pada tahun-tahun sebelumnya.
Bagi investor, performa ini memberi sinyal positif terhadap prospek goto saham ke depan. Jika tren efisiensi dan pertumbuhan pendapatan berlanjut hingga akhir tahun, GoTo berpotensi menjadi salah satu emiten teknologi paling stabil di kawasan Asia Tenggara.
