banner 728x250

Miliarder Singapura Goh Cheng Liang Tutup Usia, Tinggalkan Warisan Rp 211,6 Triliun

Goh Cheng Liang
banner 120x600
banner 468x60

Goh Cheng Liang – Orang terkaya Singapura versi Forbes 2025, Goh Cheng Liang, tutup usia pada umur 98 tahun. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh keluarga melalui pernyataan resmi pada Selasa (12/8/2025). “Beliau meninggal dunia pagi ini dengan didampingi oleh anggota keluarga,” tulis The Straits Times.

Sosok goh cheng liang dikenal luas sebagai pendiri Wuthelam Group, raksasa bisnis cat dan pelapis yang memiliki saham mayoritas di Nippon Paint Holdings, Jepang. Hingga akhir hayatnya, ia tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 13 miliar atau setara Rp 211,6 triliun (kurs Rp 16.280), menurut data Forbes.

banner 325x300

Dari Awal Sederhana ke Tahta Bisnis Global

Kisah goh cheng liang bukan sekadar cerita kekayaan, tapi juga tentang transformasi luar biasa dari awal yang sederhana. Lahir di Singapura pada 1927, masa mudanya diwarnai keterbatasan. Setelah Perang Dunia II, ia memulai usaha kecil menjual cat bekas angkatan laut Inggris. Dari situlah bibit Wuthelam Group tumbuh.

Keputusannya bermitra dengan Nippon Paint pada 1962 menjadi titik balik. Aliansi ini berkembang menjadi kekuatan bisnis global, dengan jaringan distribusi di lebih dari 20 negara. Bukan hanya pebisnis ulung, goh cheng liang juga dikenal lihai menjaga hubungan lintas budaya dan negara.

Prinsip Tegas: Tidak Ingin Go Public

Dalam wawancara bersama The Business Times pada 1997, goh cheng liang blak-blakan soal filosofi bisnisnya.

“Filosofi pribadi saya adalah saya tidak pernah ingin go public,” ujarnya. “Pertama, saya bukan manajer profesional. Kedua, para manajer profesional yang datang dan bergabung dengan saya, saya tidak tahu bagaimana menangani mereka, saya tidak tahu bagaimana mengarahkan mereka.”

Pernyataan ini mencerminkan karakternya yang lebih mengutamakan kendali penuh daripada sekadar ekspansi modal. Prinsip tersebut terbukti berhasil, karena perusahaannya tetap solid selama puluhan tahun.

Kontribusi Sosial dan Jejak Filantropi

Meski dikenal sebagai miliarder yang tertutup, goh cheng liang memiliki sisi filantropis yang jarang terekspos. Ia mendanai pembangunan jalan, pasokan air bersih, sistem sanitasi, dan beberapa sekolah di Desa Dawu, Chaozhou, Guangdong, Tiongkok Timur — kampung leluhurnya.

Kontribusinya sejalan dengan pandangan banyak filantrop modern: kekayaan bukan hanya untuk diwariskan, tetapi juga untuk membangun. Menurut laporan Charity Aid Foundation, model kontribusi seperti ini kerap memberikan dampak jangka panjang pada daerah terpencil.

BACA JUGA: Rayakan HUT RI dengan Promo Makanan Agustus dari Brand Ternama, Berlaku Sepanjang Bulan

Kehidupan Pribadi: Antara Keluarga dan Hobi

Di balik kesuksesan bisnisnya, goh cheng liang adalah pria keluarga. Ia meninggalkan tiga anak: Goh Hup Jin, Goh Chuen Jin, dan Goh Chiat Jin, delapan cucu, serta satu cicit.

Ia gemar menghabiskan waktu berperahu, memancing, mencicipi kuliner, dan berwisata. Bagi keluarganya, ia adalah sosok yang rendah hati dan memiliki selera humor tinggi.

Putra sulungnya, Goh Hup Jin, mengatakan:

“Ayah adalah sosok kebaikan dan kekuatan. Kami beruntung diajari olehnya bagaimana menjadi orang baik — hidup dengan welas asih dan kerendahan hati.”

Dampak Kepergian bagi Industri Cat Dunia

Kepergian goh cheng liang menjadi momen refleksi bagi industri cat global. Di bawah kepemimpinannya, Nippon Paint menjelma menjadi salah satu produsen cat terbesar di dunia, bersaing ketat dengan raksasa Amerika seperti Sherwin-Williams dan PPG Industries.

Data dari MarketWatch menunjukkan bahwa Nippon Paint Holdings kini menguasai pangsa pasar signifikan di Asia Pasifik, dengan tren permintaan yang terus naik seiring pertumbuhan sektor properti dan otomotif.

Reaksi Publik dan Media Internasional

Berita wafatnya goh cheng liang langsung menjadi sorotan media internasional. Bloomberg, CNBC, dan South China Morning Post memuat obituari yang menyoroti pencapaiannya.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura bahkan menyampaikan belasungkawa resmi, menyebut almarhum sebagai “ikon bisnis yang membawa nama Singapura ke panggung global.”

Warisan Bisnis dan Tantangan Generasi Berikutnya

Dengan meninggalnya goh cheng liang, tongkat estafet kini berada di tangan generasi penerus, terutama Goh Hup Jin yang telah lama memimpin Nippon Paint.

Tantangan di masa depan tidak kecil. Industri cat kini menghadapi tekanan dari fluktuasi harga bahan baku dan tren ramah lingkungan. Menurut BMKG dan NASA, perubahan iklim berpotensi memengaruhi pasokan bahan dasar cat berbasis minyak bumi, sehingga inovasi cat ramah lingkungan akan menjadi kunci.

Pelajaran dari Sosok Goh Cheng Liang

Hidup goh cheng liang memberikan pelajaran bahwa kekayaan besar tak selalu lahir dari modal besar, melainkan dari visi, konsistensi, dan keberanian mengambil peluang.

Warisan terbesarnya mungkin bukan hanya miliaran dolar atau kerajaan bisnis, tetapi prinsip bahwa integritas dan komitmen pada nilai-nilai pribadi bisa bertahan lebih lama daripada tren bisnis itu sendiri.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *