Ronaldo CR7
Ronaldo – Di tengah teriknya matahari Timur Tengah, ketika angin gurun menyapu stadion-stadion megah yang berdiri di atas ambisi, satu nama terus bergema di antara teriakan suporter: Cristiano Ronaldo. Dan kini, sorotan itu kembali tertuju padanya setelah Al-Nassr mengumumkan perpanjangan kontrak sang megabintang hingga tahun 2027.
Babak Baru, Semangat yang Tak Pernah Padam
Pada Kamis, 26 Juni 2025, lewat akun resmi mereka di platform X (sebelumnya Twitter), Al-Nassr mengukuhkan kabar yang langsung menjadi bahan perbincangan global: Cristiano Ronaldo tetap bersama mereka untuk dua tahun ke depan. Bukan sekadar menandatangani kontrak, Ronaldo juga menuliskan janji di Instagram-nya yang menggetarkan hati para penggemar, “Bab baru dimulai. Gairah yang sama, mimpi sama. Mari buat sejarah baru bersama.”
Ungkapan itu bukan sekadar kata-kata indah. Itu adalah pernyataan perang dari seorang pria berusia 40 tahun yang belum siap menurunkan standar. Dalam dunia sepak bola yang kerap kejam terhadap usia, Ronaldo seperti menertawakan waktu, menolak mundur dari panggung utama.
Ronaldo, Sang Fenomena Gurun
Sejak tiba di Riyadh pada Desember 2022, Ronaldo menjelma dari sekadar pemain Eropa yang hijrah ke Liga Pro Saudi, menjadi simbol revolusi sepak bola di Timur Tengah. Dalam 119 penampilannya bersama Al-Nassr, ia telah mencetak 103 gol. Angka yang mencengangkan, bahkan oleh standar Ronaldo sendiri.
Musim 2024/2025 membuktikan bahwa api dalam dirinya belum padam. Dengan 38 gol dalam semusim, ia meraih Sepatu Emas Liga Pro Saudi untuk kali kedua. Tapi meski hujan gol terus turun dari kakinya, satu hal masih luput dari genggamannya — trofi juara liga. Al-Nassr harus puas berada di posisi kedua, kembali dibayangi rival klasik mereka, Al-Hilal.
Namun, bagi Ronaldo, kegagalan hanyalah api pemantik. Kontrak baru ini bukan hanya soal uang atau nama besar, tapi tentang obsesi. Obsesinya terhadap kemenangan. Terhadap sejarah. Terhadap mimpi masa kecil yang masih dikejarnya: menjadi pemain pertama yang mencapai 1.000 gol dalam karier profesional.
Saat ini, Ronaldo sudah mencatatkan 942 gol. Hanya 58 lagi menuju angka magis tersebut. Dalam dua musim, angka itu bukanlah mimpi kosong — setidaknya tidak untuk pria yang pernah mencetak lima gol dalam satu pertandingan.
Al-Nassr di Persimpangan Jalan
Perpanjangan kontrak CR7 datang di tengah badai kecil di internal klub. Pelatih kepala terakhir, Stefano Pioli, baru saja meninggalkan posisinya. Suara-suara dari dalam menyebut Al-Nassr tengah bersiap mengumumkan pelatih baru dalam waktu dekat.
Bagi CR7, perubahan pelatih bukan hal baru. Ia sudah bekerja dengan berbagai tipe manajer — dari pragmatis seperti Mourinho, hingga revolusioner seperti Ten Hag. Yang ia butuhkan hanyalah satu hal: ruang untuk mencetak gol dan tim yang haus kemenangan.
Sementara itu, Al-Nassr seperti tengah membangun ulang narasi mereka. Keberadaan CR7 sejak 2022 telah mengubah klub menjadi magnet global. Tiket terjual habis, jersey laris manis, dan media internasional mulai menyebut Liga Pro Saudi sebagai ‘liga masa depan’.
Namun semua itu butuh pembuktian di lapangan. Dan satu-satunya cara membungkam kritik adalah dengan trofi.
Ronaldo: Bukan Sekadar Nama
Di usia empat dekade, banyak pemain sudah pensiun dan beralih menjadi komentator, pelatih, atau pengusaha. Tapi Ronaldo menolak menjadi “mantan”. Ia memilih untuk tetap berlari, menendang, merayakan gol dengan gaya khasnya — “Siuuu!”
Ia bukan hanya pemain; ia adalah fenomena. Simbol dari ketekunan, disiplin, dan semangat yang tidak kenal lelah. Bahkan di tanah asing seperti Arab Saudi, ia tidak kehilangan identitasnya. Ronaldo tetap CR7: pemimpin di ruang ganti, ikon di luar lapangan, dan ancaman nyata bagi setiap kiper yang berdiri di hadapannya.
Keputusannya memperpanjang kontrak hingga 2027 mengirimkan pesan kuat: ia belum selesai. Ia belum puas. Ia masih lapar.
Kekuatan Simbolis
Ada simbolisme mendalam dari perpanjangan kontrak ini. CR7, yang pernah menjadi wajah Real Madrid, Juventus, dan Manchester United, kini menjadi simbol kebangkitan sepak bola Arab. Di saat negara-negara Teluk berlomba menjadi tuan rumah Piala Dunia dan menyuntik dana besar ke dalam olahraga, kehadiran CR7 menjadi bukti nyata bahwa mimpi besar sedang disusun di padang pasir.
Bagi Al-Nassr, mempertahankan Ronaldo bukan sekadar strategi sepak bola — ini strategi geopolitik. Ini adalah bagian dari narasi besar di mana Arab Saudi ingin memperlihatkan diri bukan hanya sebagai kekuatan ekonomi, tapi juga pusat olahraga global.
Menuju 1.000 Gol: Akankah Tercapai?
Mari bicara angka. Jika Ronaldo mempertahankan rata-rata golnya sekitar 0,8 per laga, dalam dua musim ia bisa mencetak 60-an gol. Itu cukup untuk mencapai 1.000 gol — tonggak yang belum pernah disentuh siapa pun dalam sejarah sepak bola modern.
Tapi ini bukan sekadar soal gol. Ini tentang warisan. Ketika anak-anak di masa depan membaca sejarah sepak bola, nama Ronaldo akan terukir di halaman-halaman pertama. Ia bukan hanya pemenang Ballon d’Or lima kali, atau pencetak gol terbanyak di Liga Champions, tapi juga ikon global yang mengubah wajah sepak bola di tiga benua.
Masa Depan: Masih Ada Hal yang Bisa Dikejar
Apa yang akan terjadi setelah 2027? Itu masih misteri. Apakah ia akan gantung sepatu di Al-Nassr, kembali ke Portugal, atau bahkan menjajal liga lain? Tidak ada yang tahu pasti — mungkin bahkan Ronaldo sendiri belum tahu.
Namun satu hal yang pasti: selama tubuhnya masih kuat dan semangatnya masih menyala, Ronaldo akan terus berlari. Dan kita semua, pecinta sepak bola, akan terus menontonnya — dengan decak kagum dan hati yang berdebar.
Cristiano Ronaldo mungkin telah melewati usia emas pesepak bola, tapi ia belum menyerah pada waktu. Ia menantang takdir, menulis ulang buku rekor, dan membuat semua orang percaya bahwa keajaiban masih ada — selama seseorang cukup keras kepala untuk terus mengejarnya.
