Bisnis  

Hebat, RI Punya Pabrik Emas Raksasa Penghasil 60 Ton Emas, Ini Pemiliknya

Pabrik Emas Raksasa

Indonesia Siap Punya Pabrik Emas Raksasa

Indonesia segera memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga, sekaligus pabrik emas raksasa terbesar di dunia. Pabrik yang saat ini berada dalam tahap uji coba (commissioning) di Wilayah Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, ini milik PT Freeport Indonesia (PTFI). Sebagai informasi, 51% saham PTFI kini telah dikuasai oleh Indonesia melalui Holding BUMN Pertambangan, MIND ID.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pabrik tembaga ini akan menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga setiap tahunnya. Dengan nilai investasi mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 48 triliun, pabrik ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 1 Juli 2024.

Produksi Emas dan Tembaga dari Timika ke Gresik

Mulai 1 Juli 2024, pabrik Freeport akan mengolah konsentrat tembaga yang dikirim dari Timika ke Gresik. Dalam satu tahun, pabrik emas raksasa ini diproyeksikan menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga, serta berbagai produk turunan lainnya. Bahlil menyampaikan hal ini dalam sebuah kuliah umum di Universitas Islam As Syafi’iyah, Bekasi, pada awal Juni lalu.

Ke depan, tidak hanya di Gresik, Jawa Timur. Freeport Indonesia juga diharapkan membangun smelter di Timika, Papua, dekat dengan lokasi tambang Freeport di Tembagapura. Permintaan pembangunan smelter ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah saham di PTFI dari 51% menjadi 61% pada tahun 2041 mendatang.

Rencana Pemerintah Tambah Saham Freeport

“Kita sedang mempertimbangkan, begitu aturannya keluar, kita akan mengakuisisi lagi saham PTFI sebesar 10%. Sekarang kita memiliki 51%, kita ingin Indonesia mayoritas lagi. Negosiasinya sudah selesai dan Freeport setuju untuk penambahan saham 10% pada 2041 ke atas,” ucap Bahlil. Pembangunan smelter dan proses divestasi saham Freeport merupakan bagian dari program hilirisasi pemerintah. Ini adalah salah satu strategi investasi negara untuk menciptakan lapangan pekerjaan di masa mendatang.

Komitmen Freeport untuk Pembangunan Smelter

Pada akhir Mei 2024, Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, menegaskan bahwa smelter tembaga di JIIPE Gresik siap beroperasi pada Juni 2024. Tony menyampaikan hal tersebut saat memantau langsung perkembangan penyelesaian pembangunan smelter yang merupakan smelter single line terbesar di dunia ini.

Proses Commissioning Smelter Tembaga

“Kami sedang melaksanakan proses commissioning, yang meliputi pengujian, percobaan, dan trial, guna memverifikasi bahwa peralatan dan sistem yang telah didesain, diinstal, dan dioperasikan telah sesuai, sebagai langkah penyelesaian proyek smelter ini secara substansial. Diharapkan pada bulan Juni sudah bisa beroperasi,” kata Tony pada 28 Juni 2024.

Pembangunan fasilitas smelter adalah wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah mineral dan mendukung kebijakan hilirisasi industri yang diusung oleh pemerintah. Proyek smelter kedua PTFI yang dimulai sejak bulan Oktober 2021 ini direncanakan untuk memproses konsentrat tembaga dengan kapasitas peleburan mencapai 1,7 juta ton per tahun. Ini menjadikan smelter ini sebagai tempat pemurnian tembaga dengan desain terbesar di dunia.

Fasilitas Pendukung Smelter

Smelter ini memiliki Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat, dan Unit Desalinasi, juga Unit Pengolahan Limbah dan Air Limbah guna mendukung penggunaan optimal bahan baku, produk samping, serta limbah agar proses peleburan dan pemurnian dapat berjalan dengan efisien.

Saat ini, sebanyak 60% dari konsentrat hasil produksi PTFI diekspor, sementara 40% sisanya dimurnikan di dalam negeri melalui PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, menjadi katoda tembaga. Meskipun begitu, lumpur anoda yang mengandung emas dan perak masih diekspor. Apabila smelter kedua ini beroperasi, pemurnian lumpur anoda 100% akan dilakukan di dalam negeri.

Tantangan dan Komitmen PTFI dalam Pembangunan Smelter

Tentunya terdapat banyak tantangan dalam menyelesaikan smelter tembaga single-line dengan desain terbesar di dunia ini. Namun, tim proyek smelter, kontraktor, dan subkontraktor telah bekerja dengan baik. Dukungan dari Pemerintah Pusat dan Daerah kepada PTFI juga sangat penting untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu.

Tony Wenas sempat menyebut bahwa pabrik emas raksasa tersebut bisa memproduksi emas hingga 50 ton per tahun. Di samping emas, smelter ini juga mampu memproduksi 600 ribu ton katoda tembaga setiap tahun dan 150-200 ton perak setiap tahun. Berdasarkan catatan Freeport Indonesia, hingga 31 Desember 2023, produksi logam mineral tembaga, emas, dan perak yang terkandung dalam konsentrat tembaga dalam periode 1992-2023 yaitu tembaga 37,8 miliar pounds, Perak sebanyak 105,3 juta ons, sementara emas sebanyak 57,3 juta ons.

Investasi dan Mandat Pembangunan Smelter

Untuk diketahui, pembangunan smelter ini merupakan mandat dari Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI. PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau setara Rp48 triliun per akhir Desember 2023. Ini adalah smelter kedua PTFI, setelah smelter pertama yang dibangun pada 1996 dan dikelola oleh PT Smelting.

Masa Depan Pabrik Emas Raksasa Indonesia

Pembangunan smelter tembaga dan pabrik emas raksasa ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan nilai tambah mineral dan mendukung kebijakan hilirisasi industri. Keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mendukung transisi menuju energi hijau dan industri hijau.

Dengan smelter emas raksasa ini, Indonesia tidak hanya menjadi produsen tembaga dan emas, tetapi juga menjadi pemain utama dalam industri pemurnian logam di dunia. Investasi besar dan dukungan pemerintah yang kuat akan memastikan bahwa proyek ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi bangsa.

Potensi Ekonomi dan Sosial dari Pabrik Emas Raksasa

Keberadaan smelter emas raksasa ini juga akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan royalti, serta memberikan dampak sosial yang signifikan melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan pemurnian emas dan tembaga yang dilakukan sepenuhnya di dalam negeri, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan ekonominya dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

Pabrik emas raksasa ini juga merupakan bukti dari kemajuan teknologi dan kapasitas industri Indonesia. Dengan fasilitas yang modern dan efisien, Indonesia dapat bersaing di pasar global dan menarik lebih banyak investasi asing.

Strategi Hilirisasi dan Keberlanjutan

Program hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk tambang di dalam negeri dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan adanya pabrik emas raksasa ini, Indonesia dapat mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, meningkatkan daya saing industri, dan menciptakan peluang ekonomi baru.

Pabrik emas raksasa ini juga mendukung visi pemerintah untuk mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2035, dengan memanfaatkan tenaga kerja usia produktif yang melimpah. Dengan strategi investasi yang tepat, Indonesia dapat memastikan bahwa generasi mendatang memiliki peluang kerja yang baik dan dapat berkontribusi pada pembangunan nasional.

Kesimpulan: Era Baru Industri Pemurnian di Indonesia

Pembangunan smelter tembaga dan pabrik emas raksasa di Gresik menandai era baru dalam industri pemurnian di Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang besar dan teknologi canggih, pabrik ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dukungan pemerintah dan komitmen dari PT Freeport Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia siap untuk menjadi pemain utama dalam industri pemurnian logam di dunia. Keberhasilan proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah industri tambang Indonesia dan memberikan manfaat jangka panjang bagi bangsa.

Artikel ini di tulis oleh: https://uzone21.com/

Exit mobile version