Bisnis  

Robert Kiyosaki Kembali Soroti Risiko Global Saat Bitcoin Menguat: Apakah Pelemahan Yen Menjadi Pemicu Likuiditas bagi BTC?

Robert Kiyosaki

Bitcoin Menguat di Tengah Guncangan Pasar yang Diperingatkan Robert Kiyosaki

Prediksi harga Bitcoin memasuki fase bullish setelah lonjakan tajam dari area support penting. Kenaikan ini berlangsung meski Robert Kiyosaki kembali memperingatkan potensi guncangan likuiditas global yang dapat mengubah lanskap keuangan secara drastis.

Pada Minggu pagi, Bitcoin bergerak di sekitar $91.400, naik hampir 1% dalam 24 jam. Pergerakan ini menjadi sorotan karena muncul di saat pasar keuangan internasional sedang menghadapi tekanan likuiditas yang semakin nyata—mulai dari perubahan kebijakan Jepang hingga pengetatan kondisi pendanaan di Amerika Serikat.

Dengan kapitalisasi pasar lebih dari $1,8 triliun, Bitcoin tetap menjadi barometer utama untuk sentimen risiko global. Tak heran jika peringatan baru dari Robert Kiyosaki kembali memicu diskusi hangat di komunitas investor.

Peringatan Kiyosaki: “Krisis Berikutnya Bisa Datang dari Likuiditas yang Menghilang”

Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad Poor Dad, telah berkali-kali menekankan bahwa sistem keuangan global berada di ambang perubahan besar. Dalam pernyataan terbarunya, ia menyoroti bahwa pasar saat ini tidak hanya tertekan secara fundamental, tetapi juga menghadapi isu mekanis: arus likuiditas yang menyusut cepat.

Menurut Kiyosaki, pengetatan ini bisa menjadi pemicu reset finansial global—bukan dari gelembung aset, melainkan dari dinamika likuiditas yang tidak seimbang.

Ia juga kembali menyebut Bitcoin sebagai salah satu aset yang berpotensi bertahan dalam kondisi ekstrem. Namun berbeda dari narasi biasanya, kali ini Kiyosaki menekankan bahwa tekanan di pasar risiko bukan lagi soal kepercayaan, tetapi ketersediaan dolar itu sendiri.

Pandangan ini sejalan dengan analisis beberapa lembaga, termasuk pemodelan risiko yang sering dibahas oleh institusi seperti IMF dan Bank for International Settlements (BIS). Keduanya kerap mengingatkan bahwa guncangan likuiditas lintas negara bisa menyebar dengan cepat ketika bank sentral menerapkan kebijakan saling bertentangan.

BACA JUGA: Robert Kiyosaki Prediksi Bitcoin Akan Ambruk: Peluang Emas atau Bencana Kripto?

Pelemahan Yen dan Dampaknya pada Pasar

Salah satu pusat tekanan pasar saat ini adalah Jepang, negara dengan ekonomi besar yang kini melonggarkan belanja fiskal dan mengalami kenaikan imbal hasil obligasi. Kombinasi ini memperlemah yen ke titik yang membuat investor global menutup strategi carry trade, yang sebelumnya mengalirkan likuiditas besar ke pasar berisiko.

Selama bertahun-tahun, investor meminjam yen dengan bunga rendah untuk membeli aset yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi—mulai dari obligasi internasional hingga token digital. Namun ketika yen melemah dan yield Jepang naik, strategi tersebut berubah menjadi risiko besar.

Penutupan posisi leverage ini menciptakan efek domino:

  • Likuiditas ekuitas menurun
  • Pasar obligasi menegang
  • Aset digital seperti Bitcoin ikut terdampak

Lembaga analisis pasar seperti Bank of Japan dan publikasi makro internasional telah menyoroti bahwa perubahan struktur kebijakan Jepang dapat menciptakan “gelombang pembalik” di portofolio global.

Apakah Ini Buruk untuk Bitcoin?

Tidak sepenuhnya.

Tekanan jangka pendek memang dapat menekan harga aset digital. Namun dalam jangka panjang, kondisi seperti ini justru sering membuat investor global melirik aset terdesentralisasi yang tidak terikat kebijakan moneter nasional.

Teknikal Bitcoin: Sinyal Pemulihan Mulai Menguat

Di sisi teknis, harga Bitcoin mulai menunjukkan pola pemulihan yang konstruktif setelah rebound kuat dari zona support sekitar $81.000. Area ini telah menjadi fondasi permintaan sejak pertengahan 2024.

Grafik harian menunjukkan:

  • Reaksi bullish dengan sumbu bawah panjang
  • Kenaikan volume pembelian
  • Tren pemulihan yang terkonfirmasi pada kerangka waktu menengah

Saat ini BTC sedang mendekati EMA 20 hari di area $92.800, yang berfungsi sebagai resistance jangka menengah. Jika harga mampu menutup di atas garis tersebut, struktur teknikal Bitcoin berpotensi membalik menjadi bullish kembali.

Indikator RSI juga memperlihatkan peningkatan dari 32 menuju 41, tanda umum fase pemulihan awal.

Level Penting yang Perlu Diperhatikan

  • Support kuat: $88.000–$89.500
  • Pembatalan tren bullish: di bawah $86.000
  • Target kenaikan awal jika tembus EMA-20: $98.000
  • Target lanjutan: $103.000 – $108.500
  • Target besar jika momentum berlanjut: $115.000 di awal 2026

Banyak analis memperkirakan bahwa jika Bitcoin mampu kembali di atas area $108.000, tren makro bearish yang berlangsung beberapa minggu terakhir dapat sepenuhnya berbalik.

Prospek BTC dan Peluang Perdagangan selanjutnya

Strategi perdagangan yang banyak dibahas oleh analis teknikal saat ini adalah menunggu penutupan harian yang meyakinkan di atas EMA-20. Formasi level rendah yang lebih tinggi (higher low) di sekitar $88.000 juga memperkuat struktur bullish.

Jika pasar pulih, Bitcoin bisa menjadi awal dari rotasi modal kembali ke aset berisiko. Beberapa analis menyebut bahwa kondisi ini sering menjadi peluang untuk aset tahap awal atau proyek baru yang sedang dalam masa presale.

Fenomena Meme Coin: Maxi Doge Mencuri Perhatian

Di sisi lain pasar kripto, gelombang meme coin belum surut. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Maxi Doge, token yang dirancang dengan identitas meme bertenaga tinggi dan komunitas agresif.

Hingga kini, presale Maxi Doge telah mengumpulkan lebih dari $4,2 juta, menjadikannya salah satu presale meme coin terbesar tahun ini.

Daya tarik Maxi Doge meliputi:

  • Branding kuat dan mudah dikenali
  • Maskot bergaya ekstrem yang resonan di komunitas trading
  • Acara dan kompetisi rutin
  • Fitur staking yang menawarkan hadiah harian

Dengan harga presale $0,00027, token ini memasuki fase kenaikan berikutnya dan menjadi incaran komunitas yang mencari momentum di luar Bitcoin.

Kesimpulan: Kekuatan Bitcoin Masih Bergantung pada Likuiditas Global

Kenaikan Bitcoin terbaru menunjukkan bahwa aset ini tetap menjadi pilihan utama investor dalam kondisi pasar yang tidak menentu. Meski peringatan Robert Kiyosaki tentang potensi krisis likuiditas global perlu diperhatikan, dinamika teknikal BTC saat ini memberikan harapan bahwa pemulihan lebih besar sedang terbentuk.

Pelemahan yen dan perubahan postur fiskal Jepang memang menambah tekanan, namun juga membuka ruang bagi aset terdesentralisasi untuk tampil kembali sebagai opsi lindung nilai.

Bagi investor, beberapa minggu ke depan akan menjadi periode penting: apakah Bitcoin mampu menembus resistance kritis dan mengonfirmasi tren naik baru, atau justru kembali terseret arus likuiditas global?

Satu hal yang pasti: suara Robert Kiyosaki belum berhenti, dan pasar tampaknya mulai mendengarkan kembali.

Exit mobile version