Serangan Udara Israel di Doha: Enam Orang Tewas, Qatar Kecam Keras

Qatar

Doha, ibu kota Qatar, diguncang serangan udara Israel pada Selasa (9/9/2025) malam. Kelompok Hamas menyatakan sedikitnya enam orang tewas, termasuk anak dari salah satu negosiator utama mereka. Peristiwa ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang selama ini lebih banyak terjadi di Jalur Gaza dan kawasan sekitarnya.

Serangan Menargetkan Pemukiman

Menurut pernyataan Hamas yang dikutip media regional, serangan itu menghantam sebuah kompleks perumahan di Doha yang ditempati sejumlah anggota biro politik mereka. Hamas menambahkan, para pemimpin senior yang berada di lokasi berhasil selamat.

“Tiga pengawal dan seorang ajudan Khalil al-Hayya tewas, begitu juga anak laki-laki Al-Hayya,” ujar Hamas dalam keterangan resminya.

Kementerian Dalam Negeri Qatar mengonfirmasi adanya korban dari pihak mereka. Satu anggota pasukan keamanan internal dilaporkan tewas, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Reaksi Qatar

Pemerintah Qatar dengan tegas mengutuk serangan tersebut. Dalam pernyataan resminya, otoritas Doha menyebut aksi Israel sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara” dan meminta komunitas internasional untuk turun tangan.

“Serangan ini tidak hanya menargetkan individu, melainkan juga stabilitas dan keamanan Qatar sebagai negara berdaulat,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Kritik dari Sekutu Israel

Langkah Israel kali ini menuai kritik, termasuk dari Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat Tel Aviv. Presiden Donald Trump menyampaikan ketidakpuasan atas operasi militer tersebut.

“Saya tidak senang dengan seluruh situasi ini,” kata Trump kepada awak media. Ia menambahkan bahwa pemerintah Israel memang telah memberi tahu Washington sebelum serangan dilakukan, tetapi itu tidak serta merta mendapat restu penuh dari AS.

Pernyataan ini dianggap langka, mengingat biasanya Washington memberikan dukungan terbuka terhadap operasi militer Israel.

Dampak Politik Regional

Serangan ke jantung Doha menambah ketegangan politik di Timur Tengah. Qatar selama ini dikenal sebagai tuan rumah bagi beberapa tokoh politik Hamas, sekaligus mediator dalam sejumlah negosiasi konflik Palestina–Israel.

Langkah Israel menyerang langsung ke wilayah Qatar bisa memicu dinamika baru. Para analis memperkirakan kemungkinan memburuknya hubungan diplomatik antara Tel Aviv dan Doha.

Dr. Lina Khatib, pengamat Timur Tengah dari Chatham House, menilai serangan ini sebagai “eskalasi yang berisiko memperluas medan konflik di luar Gaza.” Menurutnya, Qatar yang selama ini menjaga posisi sebagai mediator bisa mengambil langkah balasan di arena diplomatik.

Reaksi Internasional

Sejumlah negara anggota Liga Arab langsung menyampaikan solidaritas kepada Qatar. Mesir, Yordania, dan Kuwait menyebut serangan itu “tidak dapat diterima” dan menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk bersidang darurat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menyatakan keprihatinan mendalam. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan bahwa “serangan lintas batas terhadap negara berdaulat harus dihentikan, demi mencegah perang kawasan yang lebih luas.”

Situasi Keamanan di Qatar

Qatar sendiri meningkatkan status keamanan dalam negeri pascaserangan. Patroli bersenjata terlihat di sejumlah titik strategis Doha, termasuk bandara internasional dan kawasan pemerintahan.

Badan Meteorologi dan Geofisika Qatar melaporkan tidak ada kerusakan besar pada infrastruktur vital, namun kepulan asap masih terlihat di langit ibu kota. Warga diminta tetap tenang, meski banyak yang memilih untuk tidak keluar rumah.

Menurut laporan kantor berita resmi Qatar News Agency (QNA), sekolah-sekolah di Doha untuk sementara ditutup selama dua hari guna menjamin keselamatan publik.

Apa Selanjutnya?

Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel mengenai detail serangan ini. Namun, seorang pejabat senior militer Israel yang berbicara tanpa disebutkan namanya mengatakan operasi tersebut “ditujukan untuk melemahkan struktur kepemimpinan Hamas.”

Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan agenda politik dan negosiasi meski menghadapi tekanan. “Upaya musuh untuk menghabisi delegasi kami gagal total,” ujar perwakilan Hamas dalam pernyataan tertulis.

Kesimpulan

Serangan udara Israel di Doha menewaskan sedikitnya enam orang dan memicu kecaman keras dari Qatar maupun komunitas internasional. Kejadian ini memperlebar risiko konflik di kawasan dan menimbulkan pertanyaan besar tentang stabilitas politik di Timur Tengah.

Jika eskalasi berlanjut, Doha berpotensi menjadi titik baru dalam peta konflik yang selama ini berpusat di Gaza. Dunia kini menanti bagaimana reaksi lanjutan dari Israel, Qatar, dan aktor internasional lainnya dalam beberapa hari ke depan.

Exit mobile version