Saham INET – PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) semakin mencuri perhatian pelaku pasar. Perusahaan yang dulu dikenal bermain di segmen konektivitas khusus ini tengah bertransformasi menjadi pemain infrastruktur broadband terintegrasi. Langkah tersebut membuat saham INET ikut masuk radar analis, terutama setelah beberapa broker besar mulai merilis riset dengan nuansa optimistis.
Transformasi ini bukan langkah kecil. Manajemen INET menyiapkan tiga proyek strategis sekaligus untuk memperkuat posisinya di industri internet berkecepatan tinggi. Ketiganya mencakup pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH) di Pulau Jawa, ekspansi layanan Wi-Fi 7 berkapasitas tinggi di Bali–Lombok, serta pengerjaan kabel bawah laut yang akan menghubungkan Jakarta dan Singapura.
Bagi banyak analis, arah baru perseroan ini menandai perubahan fundamental dalam model bisnis INET. Dari yang semula fokus pada layanan niche, kini perusahaan menargetkan basis pelanggan yang jauh lebih luas.
Ambisi Ekspansi Besar, Pendanaan pun Disiapkan
Untuk mengeksekusi rencana ekspansi tersebut, INET menyiapkan langkah korporasi penting. Dalam riset terbarunya, Sinarmas Sekuritas menyebut bahwa manajemen berencana menggelar rights issue senilai Rp3,2 triliun. Tambahan modal ini diproyeksikan memperkuat struktur keuangan sekaligus memacu pembangunan jaringan dalam beberapa tahun ke depan.
“Setelah aksi rights issue, INET berpotensi mencatat pertumbuhan yang sangat tinggi, dengan proyeksi CAGR pendapatan 85% serta CAGR EBITDA 110%,” tulis Sinarmas Sekuritas dalam riset yang dikutip Kamis (13/11/2025). Mereka juga memperkirakan margin EBITDA dapat bertahan di level 25–30%, mencerminkan bisnis yang semakin efisien.
Optimisme serupa terlihat pada rekomendasi broker tersebut. Sinarmas Sekuritas menginisiasi liputan saham INET dengan target harga Rp590. Angka itu berarti potensi kenaikan sekitar 33% dari level perdagangan terakhir di Rp442. Valuasi tersebut setara EV/EBITDA 39,6 kali, suatu level yang menunjukkan keyakinan terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Menurut analis mereka, kombinasi berbagai katalis pertumbuhan — mulai dari ekspansi jaringan, peluang pasar broadband, hingga proyek-proyek yang bersifat recurring — menempatkan INET sebagai salah satu calon pemain infrastruktur digital terbesar di Indonesia.
Broadband Jadi Infrastruktur Kunci, Pemerintah Dorong Akselerasi
Prospek bisnis broadband di Indonesia memang tengah memasuki fase menarik. Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir gencar mendorong pembangunan jaringan internet cepat di berbagai wilayah. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkali-kali menekankan bahwa akses internet merupakan kebutuhan dasar ekonomi digital.
Dalam salah satu pernyataannya, Kominfo menyebut bahwa percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dibutuhkan untuk mendukung pemerataan akses digital. “Konektivitas yang kuat menjadi fondasi transformasi digital nasional,” ujar pejabat Kominfo dalam sebuah kesempatan publik. Pernyataan tersebut memperkuat pandangan bahwa permintaan broadband akan terus berkembang, seiring peningkatan aktivitas daring masyarakat dan bisnis.
Kondisi ini menjadi angin segar bagi INET. Dengan ekspansi agresif yang mereka jalankan, perusahaan berpotensi mendapatkan porsi signifikan dari pertumbuhan pasar broadband — terutama di wilayah yang masih kekurangan jaringan berkecepatan tinggi.
Dukungan Infrastruktur dan Tren Konsumen Kuasai Pasar
Di sisi lain, perilaku konsumen digital Indonesia juga mengalami perubahan. Permintaan terhadap layanan streaming, gaming, dan kerja jarak jauh melonjak. Peningkatan aktivitas tersebut menuntut koneksi internet stabil dan cepat.
Tren ini semakin relevan setelah pandemi mendorong adopsi teknologi digital secara masif. Meski kondisi telah normal, kebiasaan digital masyarakat tetap bertahan. Mereka membutuhkan layanan internet yang tidak hanya stabil, tetapi juga mampu mengakomodasi perangkat pintar yang semakin beragam.
Bagi perusahaan seperti INET, situasi ini membuka peluang untuk menawarkan layanan yang lebih terintegrasi. Pengembangan Wi-Fi 7 misalnya, memungkinkan pengalaman internet yang lebih cepat dan responsif, cocok untuk gaming dan konsumsi konten berat. Sementara FTTH menyediakan kapasitas besar untuk rumah tangga modern dengan banyak perangkat.
Pergerakan Saham dan Sorotan BEI
Meski mendapat banyak sentimen positif, pergerakan saham INET dalam beberapa waktu terakhir menarik perhatian Bursa Efek Indonesia (BEI). Otoritas bursa mencatat terjadinya unusual market activity (UMA) pada tiga saham, termasuk INET.
Dalam pengumuman resminya, BEI menegaskan bahwa laporan UMA tidak serta-merta menunjukkan adanya pelanggaran. “Pengumuman UMA ini tidak menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal,” tulis BEI.
Secara umum, peringatan UMA bersifat preventif. BEI mengingatkan investor agar mencermati kembali kondisi fundamental perusahaan serta mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan transaksi. Dengan kata lain, sinyal volatilitas ini dimaksudkan agar pelaku pasar tetap berhati-hati.
Prospek Jangka Panjang: Menguat atau Masih Harus Dibuktikan?
Dengan berbagai katalis yang telah diumumkan, prospek INET terlihat menjanjikan. Namun, ekspansi besar tentu memerlukan eksekusi yang disiplin. Pembangunan jaringan fiber dan kabel bawah laut, misalnya, memiliki tingkat kompleksitas tinggi, baik dari sisi pembiayaan maupun regulasi.
Selain itu, persaingan di industri broadband tidak ringan. Pemain besar sudah lebih dulu menguasai pasar, dengan jaringan luas dan basis pelanggan yang stabil. Untuk mengejar ketertinggalan, INET harus memastikan keandalannya, memperkuat brand, dan menjaga kualitas layanan di tingkat konsumen.
Meski begitu, analis tetap menilai bahwa rencana pengembangan menuju bisnis infrastruktur digital dapat mengubah posisi perseroan dalam beberapa tahun ke depan. Jika strategi ekspansi dijalankan sesuai rencana, INET berpeluang menjadi pesaing kuat di sektor yang tumbuh pesat ini.
Penutup: Momentum Transformasi yang Layak Dipantau
Transformasi yang dilakukan INET bukan hanya langkah meningkatkan kapasitas bisnis, tetapi juga upaya menempatkan perusahaan di jalur pertumbuhan jangka panjang. Pasar broadband nasional masih terbuka lebar, dan permintaan konektivitas berkecepatan tinggi akan terus meningkat.
Dengan rencana ekspansi besar, aksi rights issue, serta meningkatnya ketertarikan analis terhadap saham INET, perusahaan ini patut disimak dalam beberapa tahun mendatang. Investor mungkin akan menjadikan INET sebagai salah satu kandidat saham pertumbuhan di sektor infrastruktur digital — sebuah segmen yang terus menjadi tulang punggung ekonomi modern.
