Air India – Di tengah bayang-bayang duka dan pertanyaan yang belum terjawab, sebuah kabar penting datang dari balik pintu hanggar Air India. Maskapai nasional India ini baru saja menyelesaikan pemeriksaan menyeluruh terhadap sakelar kontrol bahan bakar di armada Boeing 787 mereka — dan hasilnya bisa dibilang melegakan, meski belum menutup seluruh teka-teki yang membayangi kecelakaan tragis bulan lalu.
Awal Mula yang Mengguncang Langit
Bulan lalu, dunia penerbangan berduka. Sebuah pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India jatuh saat baru lepas landas dari Ahmedabad, India, menuju London. Dari 242 penumpang dan kru di dalamnya, hanya satu yang selamat. Tambahan 19 korban jiwa di daratan memperparah tragedi ini, menjadikannya salah satu kecelakaan paling memilukan dalam sejarah penerbangan modern India.
Investigasi awal membuka fakta mengejutkan: sakelar bahan bakar pesawat berpindah dari posisi “ON” ke “CUT-OFF” beberapa saat setelah pesawat meninggalkan landasan. Sebuah perpindahan kecil yang membawa akibat besar — dan memicu gelombang kecemasan di seluruh industri penerbangan.
Menyisir Setiap Sakelar: Langkah Cepat Air India
Tak ingin berdiam diri, Air India langsung bergerak. Dalam suasana penuh kewaspadaan, tim teknik maskapai itu turun tangan. Dalam sebuah memo internal yang diperoleh media, terungkap bahwa selama akhir pekan, para teknisi memeriksa satu per satu mekanisme pengunci pada sakelar bahan bakar di semua Boeing 787 yang dimiliki maskapai.
“Inspeksi telah dilakukan dengan sangat teliti, dan tidak ditemukan adanya kejanggalan atau malfungsi,” demikian kutipan dari departemen operasi penerbangan Air India dalam komunikasi kepada pilot mereka, seperti dilansir AFP pada Kamis, 17 Juli 2025.
Langkah ini bukan hanya bentuk kepatuhan terhadap regulator penerbangan India, yang memang telah mengeluarkan instruksi serupa untuk seluruh maskapai domestik, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral atas kepercayaan penumpang.
Ketika Dunia Turut Waspada
India bukan satu-satunya negara yang menyisir ulang sistem bahan bakar pesawat-pesawat Boeing. Pemerintah dan otoritas penerbangan dari berbagai belahan dunia segera melakukan hal serupa. Tak terkecuali Singapura.
Singapore Airlines (SIA) dan Scoot, dua maskapai besar di Asia Tenggara, juga telah menyelesaikan inspeksi mereka. “Seluruh sakelar bahan bakar Boeing 787 kami berfungsi normal dan memenuhi semua persyaratan keselamatan,” ujar perwakilan SIA kepada AFP.
Boeing sendiri sebenarnya sudah lebih dulu mengumumkan bahwa fitur pengunci sakelar pada jet-jet buatannya aman. Namun, kenyataan bahwa satu dari pesawat-pesawat mereka mengalami tragedi begitu besar membuat operator dan regulator memilih untuk tak gegabah menerima pernyataan itu mentah-mentah.
CEO Air India Buka Suara: “Belum Saatnya Menyimpulkan”
Di tengah kabut misteri yang masih menyelimuti kecelakaan tersebut, Campbell Wilson, CEO Air India, angkat bicara dalam surat internal kepada para karyawan. Ia menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan meminta semua pihak untuk tidak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan.
“Saat ini belum waktunya untuk berspekulasi. Kita semua ingin tahu penyebab pastinya, tapi lebih bijak bila kita menunggu hasil penyelidikan resmi,” tulis Wilson, mengingatkan bahwa kebenaran kadang butuh waktu untuk muncul ke permukaan.
Sakelar: Si Kecil yang Punya Kuasa
Bagi orang awam, sakelar bahan bakar mungkin terdengar seperti komponen kecil dalam lautan sistem rumit yang ada di pesawat. Namun, bagi pilot dan teknisi, itu adalah salah satu tombol kehidupan — sebuah saklar yang menentukan apakah mesin akan terus bernapas atau sebaliknya.
Maka, ketika diketahui sakelar tersebut tiba-tiba berubah posisi secara misterius di pesawat yang jatuh, kecurigaan pun langsung menempel padanya seperti bayangan. Apakah ini kesalahan manusia? Kerusakan teknis? Atau ada elemen eksternal lain yang bermain?
Hingga kini, belum ada jawaban pasti.
Mengapa Kasus Ini Jadi Sorotan Dunia?
Kecelakaan Air India ini tak hanya memukul industri penerbangan India, tetapi juga mengguncang kepercayaan global terhadap keamanan pesawat Boeing. Sudah cukup banyak masalah yang membayangi pabrikan asal Amerika Serikat itu dalam beberapa tahun terakhir — dari insiden MAX hingga laporan-laporan teknis lain.
Kasus sakelar ini menambah daftar kekhawatiran, meski sejauh ini tidak ada bukti bahwa Boeing lalai secara sistemik dalam kasus ini. Namun, seperti luka lama yang kembali terbuka, setiap kejadian baru menambah rasa cemas yang belum sempat benar-benar hilang.
Harapan dari Tengah Ketidakpastian
Meski hasil inspeksi Air India menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar di pesawat mereka tidak mengalami masalah, tetap saja pertanyaan besarnya belum terjawab: mengapa sakelar di pesawat yang jatuh bisa berpindah sendiri?
Banyak kalangan mendesak agar penyelidikan tidak hanya menyasar pada komponen fisik, tapi juga pada prosedur, pelatihan, dan bahkan aspek desain dari pesawat tersebut.
Untuk saat ini, penumpang Air India setidaknya bisa sedikit menarik napas. Pemeriksaan telah dilakukan, dan sejauh ini tak ditemukan tanda-tanda kerusakan sistemik. Tapi seperti langit yang tiba-tiba berubah mendung, awan pertanyaan belum sepenuhnya menghilang.
Mengembalikan Kepercayaan, Satu Penerbangan Sekaligus
Bagi Air India, tantangan ke depan bukan hanya mengungkap kebenaran di balik tragedi ini, tapi juga mengembalikan kepercayaan publik. Maskapai yang dulu menjadi simbol kebanggaan nasional ini telah mengalami banyak transformasi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk akuisisi oleh konglomerat Tata Group dan berbagai upaya modernisasi armada serta pelayanan.
Kini, setiap langkah yang mereka ambil diawasi ketat. Setiap penerbangan adalah ujian. Dan setiap komunikasi dari internal maskapai, seperti laporan hasil inspeksi ini, menjadi bukti transparansi yang sangat diperlukan dalam masa krisis.
Penutup: Langit Masih Menunggu Jawaban
Tragedi yang menimpa penerbangan Air India bulan lalu adalah pengingat pahit bahwa dalam dunia penerbangan, tak ada ruang untuk kelalaian — sekecil apa pun itu. Ketika sakelar berpindah tanpa sebab jelas, dunia bertanya. Ketika maskapai bereaksi cepat, publik memperhatikan. Dan ketika penyelidikan masih berjalan, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menunggu… dan berharap.
Langit, seperti biasa, tidak memberi petunjuk langsung. Tapi para penyelidik, teknisi, dan semua orang di industri ini terus berusaha mengurai teka-teki yang menggantung di udara. Dan Air India, dengan segala sorotan yang tertuju padanya, berjalan di garis tipis antara tanggung jawab dan harapan.