WWE Hulk Hogan Meninggal Dunia: Legenda yang Membelah Dunia Hiburan dan Skandal di Usia 71

WWE Hulk Hogan

Akhir Perjalanan Sang Legenda WWE Hulk Hogan

WWE Hulk Hogan – Langit Florida masih tenang ketika kabar itu menyambar seperti petir di siang bolong: Hulk Hogan, sang raksasa panggung yang membentuk wajah dunia gulat profesional, telah tiada. Di usianya yang ke-71, pria bernama asli Terry Bollea itu menghembuskan napas terakhirnya akibat serangan jantung, demikian konfirmasi dari Kepolisian Clearwater. Dunia pun terdiam sejenak, mengenang seorang tokoh yang tak hanya menumbuhkan otot di ring, tapi juga membentuk arus budaya pop global.

Nama WWE Hulk Hogan bukan sekadar label panggung. Ia adalah simbol, ikon, dan bagi banyak orang, pahlawan masa kecil. Di tahun 1980-an hingga 1990-an, ketika dunia gulat perlahan-lahan berubah dari tontonan pinggiran menjadi industri miliaran dolar, Hogan adalah lokomotif yang menarik gerbongnya.

Dari Kumis Ikonik ke Layar Majalah

Bayangkan: sorotan lampu menyinari sosok besar berseragam merah-kuning, matanya membara, dan tangannya merobek kaus seolah-olah itu kertas. Dengan tubuh setinggi 2 meter dan karisma yang menyaingi bintang film, WWE Hulk Hogan mengubah olahraga hiburan menjadi panggung teater megah.

Momen bersejarah pun tercipta ketika Hogan menghadapi André the Giant—duel kolosal yang memecahkan rekor penonton televisi hingga kini. Bukan cuma soal teknik gulat, tapi karena Hogan tahu bagaimana menghipnotis massa. Ia bukan hanya petarung, melainkan juga pendongeng.

Puncak kejayaan itu dirayakan oleh dunia olahraga ketika Hogan menjadi pegulat pertama yang tampil di sampul Sports Illustrated pada 1985—sebuah langkah besar yang mendorong gulat masuk ke arus utama.

Mendorong Batas Dunia Hiburan

Di balik tiap pukulan dan bantingan di ring, ada naskah. Tapi jangan salah: apa yang dilakukan WWE Hulk Hogan melampaui skrip. Ia menjadikan ring sebagai panggung drama, aksi, dan inspirasi. Tidak ada yang bisa menyaingi bagaimana ia mengaduk-aduk emosi penonton, dari anak kecil hingga orang tua.

Tak heran jika kemudian ia menyeberang ke dunia hiburan lebih luas. Pada 1998, misalnya, Hogan menggandeng bintang NBA Dennis Rodman untuk bertarung melawan Karl Malone dalam pertandingan yang mengaburkan batas antara olahraga dan hiburan. Format semacam ini kini lazim kita lihat, dengan atlet seperti Tyrese Haliburton dan Jalen Brunson ikut meramaikan pentas WWE.

Di era kepemimpinan Vince McMahon, strategi WWE adalah menyatu dengan percakapan publik. Dan Hogan adalah peluru utama dalam peluncuran itu.

Dari Ring ke Dunia Digital

Tahun 2014, sebuah babak baru dibuka lewat peluncuran WWE Network—layanan streaming yang memperluas jangkauan gulat ke generasi baru. Hogan, meski tak lagi muda, ikut serta dalam masa-masa awal peluncuran itu. Jejaknya tetap terasa meski kaki tak lagi sering melangkah ke ring.

Keberhasilan WWE Network menjadi salah satu pendorong penjualan WWE kepada Endeavor pada 2023. Nilainya? Fantastis: $9,3 miliar. Lagi-lagi, tak bisa dipungkiri, bayang-bayang WWE Hulk Hogan ikut membentuk nilai merek sebesar itu.

Membuka Lembaran Baru (Meski Usia Tak Lagi Muda)

Usia memang tak bisa dibohongi, tapi Hogan tak pernah benar-benar berhenti. Tahun 2024, ia sempat muncul di Detroit Lions, berkolaborasi dengan pelatih Dan Campbell dalam sebuah video promosi. Di saat banyak legenda memilih pensiun total, Hogan justru mendirikan Real American Freestyle—asosiasi gulat kompetitif tanpa skrip. Sebuah upaya membangun kembali warisan, kali ini lebih otentik.

Organisasi itu dijadwalkan menggelar acara perdananya pada 30 Agustus mendatang. Meski sang pendiri telah tiada, semangatnya jelas masih membara dalam setiap napas organisasi tersebut.

Bayang-Bayang Kontroversi

Namun, tak ada sinar tanpa bayang-bayang. Warisan WWE Hulk Hogan juga ditandai oleh luka-luka sosial yang dalam. Tahun 2015, dunia dikejutkan oleh rekaman dirinya melontarkan kata-kata rasis. Sebuah insiden yang menyebabkan kontraknya diputus oleh WWE. Ia bukan lagi pahlawan. Dalam sekejap, ia berubah menjadi simbol kekecewaan publik.

Pukulan itu menyusul luka lain: tuntutan hukum terhadap Gawker Media pada 2012 setelah situs itu menyebarkan video seks Hogan tanpa izin. Ia menggugat sebesar $100 juta dan akhirnya menang besar—mendapat kompensasi $140 juta. Tapi uang tak selalu mampu memperbaiki citra.

Hubungannya dengan WWE akhirnya pulih pada 2018. Ia kembali dilantik ke WWE Hall of Fame, dan tampil dalam beberapa acara meski respons publik tak selalu hangat. Bahkan pada penampilan terakhirnya, 6 Januari 2025 di Intuit Dome, ia mendapat cemooh dari para penonton—simbol bahwa luka itu belum benar-benar sembuh.

Antara Kekuatan dan Kejatuhan

WWE Hulk Hogan adalah tokoh yang membelah pendapat. Bagi sebagian, ia pahlawan yang membawa gulat ke puncak kejayaan. Bagi yang lain, ia simbol dari bintang yang jatuh karena kesombongan dan kealpaan moral. Namun satu hal pasti: warisannya, baik yang terang maupun yang gelap, telah mengubah lanskap hiburan olahraga selamanya.

Ia membuktikan bahwa dunia gulat bukan hanya tentang menang atau kalah, tapi tentang menciptakan momen—dan Hogan menciptakan lebih banyak momen daripada siapa pun di eranya.

Menutup Bab, Meninggalkan Warisan

Kini, dengan kepergiannya, dunia bergulat dengan duka dan refleksi. Dari anak-anak yang menirukan pose khasnya, hingga eksekutif media yang belajar dari caranya membentuk narasi, WWE Hulk Hogan telah menyentuh banyak aspek kehidupan modern.

Meski panggung telah kosong dan mikrofon telah diletakkan, gaung nama Hulk Hogan masih akan terus terdengar. Dalam tiap ingatan masa kecil, dalam tiap video lawas, dan dalam setiap perkembangan dunia gulat yang ia bantu lahirkan.

Selamat jalan, Hulkster. Legenda boleh mati, tapi kisahmu akan terus bertahan dalam sejarah.

Exit mobile version